Jakarta – Dalam era digital yang terus berkembang, Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Agus Subiyanto menyoroti pentingnya memahami teknologi dan informasi sebagai bagian dari upaya bela negara. Pernyataan ini disampaikan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Forum Pimpinan Redaksi Multimedia Indonesia (FPRMI), yang diwakili oleh Aster Mayor Jenderal Mochamad Syafei Kasno. Selasa, (19/12) di Ruang Delegasi Lt 2 Nusantara 5 Gedung MPR/DPR RI, Senayan, Jakarta.
Panglima TNI menjelaskan bahwa teknologi membuka peluang baru bagi negara dalam mendapatkan akses informasi yang lebih luas dan cepat. “Teknologi juga meningkatkan jangkauan dan kapasitas penggunaan informasi,” ujarnya. Namun, dia juga mencatat bahwa kemajuan teknologi membawa risiko penyalahgunaan informasi oleh kelompok tertentu yang dapat merugikan negara.
“Ketahanan nasional juga dipengaruhi oleh penggunaan informasi di media sosial dan internet, yang dapat mempengaruhi opini dan sikap masyarakat,” tegas Panglima TNI yang memiliki hobi bermain gitar.
Lebih lanjut, Panglima menekankan perlunya strategi bela negara yang tepat untuk menanggapi informasi yang dapat mempengaruhi keberadaan negara. “Kita harus memiliki strategi yang efektif dalam menghadapi informasi tersebut,” ujarnya.
Selain itu, Panglima menggarisbawahi pentingnya memastikan bahwa informasi yang diterima masyarakat adalah benar dan bermanfaat. Seluruh masyarakat Indonesia, menurutnya, harus siap untuk menanggapi ancaman dari luar negeri.
“Negara harus memastikan bahwa ancaman tersebut dapat ditanggulangi dengan strategi yang tepat, mengacu pada tujuan bela negara, dan memastikan penyelesaian ancaman dengan benar,” tambahnya.
Panglima juga menyoroti tanggung jawab masyarakat dalam berbagi informasi dan menjaga agar informasi yang disebarkan tidak merugikan. Negara diharapkan memastikan bahwa setiap individu memiliki akses ke informasi yang benar dan mempromosikan cara yang tepat dalam menyebarkan informasi.
“Dengan demikian, bela negara di era digital menjadi bagian penting dalam menjaga ketahanan nasional. Oleh karena itu, perlu bagi negara untuk menerapkan strategi bela negara agar dapat mencegah ancaman dari luar dan dalam,” pungkasnya.