Ir Hj Nurhalim, wanita berusia 59 tahun yang lahir pada 27 Mei 1963 di Lubuk Basung Provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu pelopor berdirinya Rumah Tahfidz Insan Madani Sriwijaya Palembang.
Rumah Tahfidz Insan Madani Sriwijaya Palembang terletak di jalan Mr Ganda Subrata Gotong Royong 1 Lorong Madani Rt 18 Rw 09 Kelurahan Sukamaju Kecamatan Sako Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan.
Cerita berawal dari sini
Di masa mudanya kita akan sebut Nurhalim sebagai Nurhalim Muda.
Tahun 1975 Nurhalim Muda lulus dari Sekolah Dasar Negeri Lubuk Basung Sumatera Barat, kemudian lanjut di SMP Muhammadiyah Lubuk Basung dan lulus pada tahun 1978, serta pada tahun 1982 Nurhalima Muda lulus dari SMA 1 Lubuk Basung.
Nurhalim Muda sangat menyukai dan menguasai mata pelajaran MIPA, sehingga ia diarahkan oleh orang terdekatnya untuk mengambil Jurusan Tehnik Elektro di Universitas Sumatera Utara.
Selama Kuliah Nurhalim Muda aktif dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan seperti HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), selain itu ia juga aktif mengajar mengaji anak-anak di sekitar tempat tinggalnya.
“Saya juga mengajar anak-anak ngaji dulu ketika tidak kuliah kebetulan dulu saya tinggal di asrama dan ngajar anak-anak di sekitar asrama,” ujar Nurhalim ketika ditemui team versa.news Selasa, (24/05/22).
Nurhalim, Kota Jakarta dan Kota Palembang
Tahun 1991, Selepas dari Universitas, merupakan momen yang tidak terlupakan bagi Nurhalim Muda, ia mencoba merantau ke Ibu Kota Jakarta, di Jakarta Nurhalim Mengikuti test di Perusahaan Milik Negara bernama Telkom dan dinyatakan lulus, kemudian Perusahaan tersebut menugaskannya ke Kota Palembang.
Nurhalim terus berkarir di Telkom, ketekunan dan kemampuannya membawa ia dipercaya menjabat sebagai Manager Customer Care Witel Sumsel di PT Telkom.
Kota Palembang tidak hanya sebagai Kota tempat ia meniti karir dan bekerja, di Kota ini pula akhirnya ia menikah dan memutuskan untuk menetap.
Wujudkan Cita-cita Masa Kecil
Memasuki akhir tugas, sekaligus sebagai tanda memasuki hari tuanya, Nurhalim berfikir untuk membuat kegiatan yang berfaedah bagi orang banyak.
“Ketika udah pensiun sempat mikir juga kira-kira mau buat apa yah untuk kegiatan, akhirnya terpikirlah oh buat rumah tahfidz aja dan dari Keluarga juga mendukung akhirnya kita realisasikan” ujar Nurhalim.
Nurhalim kembali teringat akan cita-cita di masa kecil dimana ia pernah berkeinginan untuk menjadi seorang Guru TK, cita-cita itulah yang menjadi salah satu motivasi terkuat Nurhalim saat membangun Rumah Tahfidz yang ia beri nama Rumah Tahfidz Insan Madani Sriwijaya Palembang.
Berjalan pelan-pelan namun pasti akhirnya Rumah Tahfidz dan Yayasan Taman Pendidikan Al-Qur’an Insa Madani Sriwijaya berdiri, tepatnya 18 Maret 2018 resmi berdiri.
100 Santri, 9 Staf Pengajar
Di awal berdiri Rumah Tafidz dan Taman Pedidikan Al-Qur’an Insan Madani Sriwijaya memiliki jumlah Santri sebanyak 100 Santri dan 6 orang Staf Pengajar, jumlah yang cukup besar di awal berdirinya, jumlah Santri tersebut disebabkan respon positif dari masyarakat sekitarnya, terlebih lagi Rumah Tahfidz dan Pendidikan Al-Qur’an yang ia bangun dulunya berada di lingkungan yang tidak bersahabat dalam hal keamanan lingkungan dan terkesan seram, lingkungan yang masih sangat sepi dan dan berdekatan dengan area pemakaman etnis Cina atau lebih dikenal dengan sebutan kuburan cina. Kondisi tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi Nurhalim dalam mewujudkan niat baiknya.
Kini Nurhalim mengisi hari-harinya dengan terus mengasuh serta memantau perkembangan Rumah Thafidz dan Taman Pendidikan yang ia bangun sebagai Ketua Yayasan, berharap apa yang ia lakukan dapat bermanfaat bagi orang lain terus capai dan berkelanjutan, mencetak anak-anak yang sholeh dan sholeha.
(Penulis: Nurul Hoiro Siregar (Mahasiswi Jurnalistik Universitas Islam Negeri-UIN Raden Fatah Palembang, Wartawan versa.news) I Editing: Heroelinka/Redaksi versa.news).



