Media Cyber Indonesia

Caption Foto : Vebri Al Lintani, Pemerhati Budaya Sumatera Selatan. (Foto: Dok. Vebri Al Lintani)

Verbri Al Lintani : Willie Salim Harus Bertanggung Jawab atas Hinaannya terhadap Peradaban Wong Palembang

Palembang – Vebri Al Lintani, pengamat kebudayaan Sumatera Selatan, mengkritik keras Willie Salim atas konten masak rendang 200 kg yang dianggapnya gegabah dan tidak memahami karakteristik wong Palembang, Sabtu (22/03/2025).

Menurut Vebri, wong Palembang sangat menjaga adab, terutama dalam hal makan. “Wong Palembang sangat menjaga adab. Apalagi soal makan, tidak pernah menunjukkan sifat ngepraus (seperti lapar haus yang sangat). Jika bertamu, mereka tidak akan makan jika tidak disilahkan makan, apalagi jika tidak diundang. Haram hukumnya makan di tempat orang yang tidak mengundang dia, bahkan jikapun telah dipersilakan mereka juga akan tetap menjaga kesopanan bahkan meninggalkan sedikit makanan agar tidak dikatakan ngepraus,” kata Vebri.

Vebri juga menyayangkan bahwa Willie tidak berkonsultasi dengan pihak terkait seperti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palembang sebelum membuat konten tersebut. “Seharusnya Willie memahami dahulu karakteristik wong Palembang dan kuliner khas wong Palembang,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa rendang bukanlah kuliner khas Palembang, dan Willie dinilai tidak paham betapa kaya ragam makanan khas daerah tersebut, seperti malbi, pindang tulang, pindang iwak, ayam kecap, dan sate cucuk manis dan masih banyak lagi. “Saya menduga memang si Willie memang tidak bisa memasak makanan khas Palembang yang saya sebutkan tadi,” tambahnya.

“Saya menduga, ini settingan Willie. Rasanya tidak masuk akal, kegiatan yang besar itu boleh ditinggal walau hanya sekejap. Kegiatan seperti ini haruslah diperhitungkan dari segala sisi, termasuk keamanannya. Apalagi masak rendang yang berdurasi 10 jam.”

“Dengan demikian, atas perbuatannya yang gegabah, wong Palembang terkorbankan, dibully di media sosial sebagai orang yang rakus, tidak beradab, dan tidak tahu malu. Willie harus bertanggung jawab – harus mengklarifikasi dan meminta maaf kepada wong Palembang. Jika tidak, sewajarnya Willie diajukan ke meja hukum.”

Wali Kota Palembang Minta Klarifikasi

Wali Kota Palembang, Ratu Dewa, meminta Willie Salim untuk segera memberikan klarifikasi terkait video yang viral tersebut. Ratu Dewa berharap klarifikasi ini dapat meredakan spekulasi negatif yang berkembang di masyarakat. “Kami minta yang bersangkutan untuk klarifikasi, tabayun dengan kondisi yang ada dan yang sebenarnya terjadi, jangan sampai ada kesalahpahaman, atau hal-hal yang berdampak negatif,” kata Ratu Dewa, dikutip dari Sripoku.com.

Ratu Dewa mengapresiasi niat baik Willie dalam membantu sesama, terutama di bulan Ramadan. Namun, ia menekankan pentingnya kreativitas dan aksi berbagi dilakukan dengan cara yang baik dan tidak menimbulkan kegaduhan. “Kami harap ke depan para konten kreator bisa lebih memahami konteks dan dampak dari tayangan yang diunggah, dan kejadian serupa tidak terjadi lagi,” ujarnya.

Herman Deru Tak Salahkan Warga Palembang, Sang Influencer Sengaja Cari Uang

Tegas, Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, turut menanggapi kontroversi ini. Dalam sebuah acara pengajian yang diunggah di Instagram @oypalembang, Sabtu (22/3/2025), Herman Deru menyatakan bahwa warga Palembang tidak bersalah. Menurutnya, sang influencer Willie Salim sengaja membuat konten tersebut agar mendapatkan uang.

“Wong kito yang salah? Idak, memang dia sengaja, itu salah satu yang kalau dilihat oleh anak-anak itu belum cukup umur akan menganggap itu benar. Padahal itu orang yang cari uang,” kata Herman Deru. Ia menambahkan bahwa warga Palembang dipermalukan akibat konten tersebut, namun ia tidak menyalahkan warga yang mengambil rendang saat itu. “Kita dipermalukan, jadi kalau aku adalah orang yang tidak paham dengan kejadian ini dan aku tidak menyalahkan sedulur-dulur kita yang mengambil,” tandasnya.

Pengakuan Warga dan Penjelasan Polisi

Salah satu warga Palembang yang mengambil rendang, melalui akun TikTok @amel_she_comel, mengaku bahwa ia dan warga lainnya menunggu rendang matang sejak sebelum magrib hingga waktu isya. “Aku ambil dagingnya, ngambil sendiri gak matang-matang apinya kecil. Aku bilang 10 jam baru matang ini, ini ngambil sendiri ada pak polisi yang bilang ‘udah lepaskan aja ambilah terserah kalian aja’,” kata ibu-ibu tersebut, Sabtu (22/3/2025).

Kanit Binmas Polsek Ilir Barat I, Iptu Rino Ardiansyah, menjelaskan bahwa kejadian tersebut terjadi karena lampu penerangan di lokasi mati, sehingga warga leluasa mengambil rendang. “Saat ditinggalkan Willie Salim itu banyak warga di sekitar BKB yang berebut mengambil daging rendang yang belum matang di dalam kuali yang masih panas. Sudah kami himbau karena warga banyak sehingga tidak bisa lagi dihalau,” kata Rino, Jumat (21/03/2025).

Willie Salim Minta Maaf: “Ini Kesalahan Saya”

Willie Salim akhirnya meminta maaf secara terbuka melalui akun Instagram @willie27_. “Saya minta maaf sebesar-besarnya untuk seluruh warga Palembang yang tersakiti gara-gara kejadian rendang yang viral ini. Banyak narasi yang tak enak bagi warga Palembang,” katanya, dikutip dari sumsel.tribunnews.com, Sabtu (22/3/2025).

Willie mengakui bahwa kejadian ini adalah kesalahannya akibat kurangnya persiapan. “Mohon maaf karena ini pertama kali saya masak untuk orang sebanyak itu. Dan bayanganku bisa buka bersama dengan ribuan warga kota Palembang, sudah lebih dari cukup,” ungkapnya. Ia menegaskan tidak ada rasa kecewa dengan hilangnya daging rendang tersebut, bahkan ia senang melihat antusiasme warga. “Jujur aku hanya kaget melihat antusias warga yang luar biasa,” ujarnya.

Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Vebri Al Lintani menyarankan agar ke depan, setiap kegiatan kebudayaan yang melibatkan masyarakat banyak harus melalui proses kurasi yang ketat. “Ke depan, sebaiknya kita harus kuatkan lembaga kurasi (penguatan fungsi lembaga adat, dewan kesenian atau lembaga baru) untuk setiap kegiatan kebudayaan yang mengundang masyarakat banyak, baik kegiatan kuliner, kesenian, dan lain-lain, agar tidak melabrak norma adat yang dapat menjatuhkan martabat wong Palembang,” pungkasnya. (lin.)

About The Author

Leave a Reply

Berita Populer

- Advertisement -

OTHER POST

TOGA RSA 2
sejarah fengsui
Verbri Al Lintani : Willie Salim Harus Bertanggung Jawab atas Hinaannya terhadap Peradaban Wong Palembang
Palembang – Vebri Al Lintani, pengamat kebudayaan Sumatera Selatan, mengkritik keras Willie Salim atas konten masak rendang 200 kg yang dianggapnya...
Seminar SEHATI ASPETRI DKI Jakarta Dorong Manfaat Tanaman Obat Keluarga untuk Kesehatan Masyarakat
Jakarta – Seminar Edukasi Herbal Alami Tradisional Indonesia (SEHATI) yang diselenggarakan oleh Asosiasi Pengobat Tradisional Ramuan Indonesia (ASPETRI)...
Silaturahmi dan Buka Puasa Bersama PBH Peradi Palembang Rayakan Lulus Re-Akreditasi Tahun 2025
Palembang – Persatuan Bantuan Hukum (PBH) Peradi Palembang merayakan keberhasilan lulus re-akreditasi tahun 2025 dengan menggelar acara silaturahmi dan...
Sejarah Feng Shui: Ilmu Kuno tentang Harmoni dan Energi
Feng Shui adalah ilmu kuno dari Tiongkok yang berfokus pada keseimbangan energi di lingkungan sekitar untuk menciptakan harmoni dan keberuntungan dalam...